Jumat, 15 April 2016

ILMU BUDAYA DASAR 4

Cara Mengatasi Dilema Dalam Mengambil Keputusan


Untuk mengerjakan tugas Ilmu Budaya Dasar kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya yang belum lama saya alami. Saya sempat mengalami dilema ketika saya diterima SNMPTN(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Saya pribadi memilihnya atas hasil diskusi yang saya lakukan setiap hari pada detik-detik pendaftaran SNMPTN dengan pembimbing konselling di SMA saya. Saya sebenarnya ingin masuk ke Universitas Indonesia, karena itu adalah Universitas terbaik yang paling dekat rumah saya dan tempat dimana ayah saya menyelesaikan pendidikan Sarjananya. Namun atas perkataan teman saya yang seperti menyarankan untuk memilih sesuai dengan nilai raport saya dan memojokkan saya, juga saran dari pembibing, akhirnya saya putuskan untuk memilih UIN dengan jurusan Matematika. Padahal saya pribadi tidak merasa ahli dalam bidang tersebut. Ketika saya mengabri kedua orangtua saya tentang hal ini, ayah saya merasa kecewa dan bingung atas sikap labil saya yang malam memilih Universitas selain Universitas yang saya inginkan. Sedangkan ibu saya tidak mengijinkan saya untuk kuliah di Bandung karena jauh dari rumah dan sesungguhnya bukan itu yang benar-benar saya inginkan. Akhirnya saya mendatangi kampus UIN dan setelah berkonsultasi dengan tata usaha disana, nyatanya saya amsih dapat mengikuti tes SBMPTN(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan memilih UI dan IPB, dua kampus yang memang saya inginkan. Setelah berdo’a dan banyak berdiskusi dengan guru saya dan para orang tua di keluarga saya, akhirnya saya memutuskan untuk melepas UIN. Ternyata saya tidak lulus masuk UI ataupun IPB, dan ayah saya dilanda kekecewaan. Saya yang tadinya sudah mendaftar secara online di Trisakti jurusan Arsitektur atas saran ayah saya juga, tiba-tiba saja semuanya berubah. Dan ayah saya berkata bahwa saya akan dikuliahkan di Gunadarma dengan alasan Trisakti juga terlalu jauh dari rumah saya yang terletak di daerah Cibubur. Belum lagi macet dan banjir yang ditakutkan nantinya akan menganggu kegiatan kampus saya. Akhirnya saya putuskan untuk kuliah di Gunadarma, saya memilih jurusan Teknik Informatika, yang kata Tata Usahanya merupakan jurusan unggulan di Gunadarma. Awalnya saya pikir yang dipelajari di TI kebanyakan seperti Word, Excel, Power Point, dsb. Namun saya ternyata salah besar, semua itu hanya merupakan sebagian kecil yang saya pelajari di jurusan ini. Yang banyak dipelajari di TI adalah bahasa pemrograman, saya yang awalnya merasa kesulitan akhirnya malah menyukainya, walaupun saya belum menguasai bahasa pemrograman. Saya yang hanya memasrahkan segala keputusan yang saya ambil dan merasa bahwa dimanapun saya kuliah, jika saya sungguh-sungguh saya akan tetap menjadi orang yang berhasil, tidak saya sekali menyesali keputusan saya. Setelah apa yang saya alami, saya dapat menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menghadapi dilema dalam mengambil keputusan, adalah dengan berdo’a dan beribadah, mendiskusikannya dengan orang-orang terdekat dan paling berpengalaman yang saya kenal, dan memasrahkan diri demi yang terbaik. Dan setelah mengambil keputusan, kita juga harus percaya bahwa apapun yang kita pilih dan kita alami merupakan yang terbaik yang Tuhan berikan pada kita. Juga selalu bekerja keras dan melakukan yang terbaik atas apapun yang kita pilih. Karena selama kita berusaha keras, apapun hal yang ingin kita capai selama itu memang baik pasti akan bisa kita raih.

ILMU BUDAYA DASAR 3

Manusia dan Penderitaan
Kisah Kehidupan Oprah Sebelum Sukses

Untuk tugas Ilmu Budaya Dasar saya kali ini, saya akan membahas kisah tentang Oprah Winfrey, presenter talkshow hebat yang sangat populer ketika saya masih kecil. Siapa yang tidak mengenal Oprah Winfrey? Presenter sukses yang menjadi terkenal hampir di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Oprah dikenal lewat talkshownya “Oprah” program dengan rating tertinggi dalam sejarah dan secara nasional  dari tahun 1986 hingga 2011. Oprah juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan 3,1 miliar dollar. Kesuksesan yang telah dicapai Oprah tidak didapatkannya secara instan. Wanita Afrika-Amerika ini sudah mengalami berbagai pahitnya kehidupan sebelum dia bisa sesukses sekarang.
Oprah lahir dari single-mother yang tidak menikah, ibunya juga sudah putus hubungan dengan ayah Oprah sebelum ia lahir. Ibunya yang bernama Venita Lee bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga. Setelah Oprah lahir, ibunya pergi ke daerah utara dan menitipkan Oprah pada neneknya. Oprah hidup dalam kemiskinan bersama neneknya sampai umur 6 tahun. Dia bahkan selalu memakai pakaian yang terbuat dari karung kentang, yang membuat anak-anak di tempatnya tinggal mengejeknya. Neneknya mengajarinya membaca sebelum usianya tiga  tahun dan selalu membawanya ke gereja, dimana ia dijuluki sebagai "Si Pengkhotbah" karena kemampuannya membacakan ayat-ayat Alkitab. Ketika Oprah kecil, neneknya memukulnya dengan tongkat jika dia tidak melakukan pekerjaan rumahnya dan disaat dia bertingkah buruk.
Pada umur 6 tahun, Oprah pindah ke Wincousin bersama ibunya, yang kurang mendidik Oprah seperti yang dilakukan neneknya dulu. Saat itu,  ibunya melahirkan putri lain, adik tiri Oprah, Patricia yang kemudian meninggal pada bulan Februari 2003, di usia 43 karena kecanduan kokain. Pada tahun 1962, ibunya mengalami kesulitan merawat dua anak perempuan. Jadi Oprah kembali dikirim untuk tinggal bersama neneknya di Nashville untuk sementara waktu. Ketika Oprah berada di Nashville, ibunya kembali melahirkan seorang putri ketiga yang disiapkan untuk adopsi (dengan harapan untuk melonggarkan kesulitan ekonomi yang dideritanya) yang kemudian juga dinamai Patricia. Oprah tidak tahu dia memiliki adik tiri keduanya sampai 2010. Saat Oprah pindah kembali bersama ibunya, ibunya juga melahirkan seorang anak bernama Jeffrey, saudara tiri Oprah, yang meninggal karena AIDS pada tahun 1989.
Oprah mengakui bahwa ia dilecehkan oleh sepupu, paman, dan seorang teman keluarganya, ketika ia berusia sembilan tahun, sesuatu yang pertama kali ia umumkan kepada pemirsa pada 1986 di salah satu episode dari talkshownya. Ketika Oprah mengatakan tentang hal ini pada keluarganya pada umur 24 tahun, mereka tidak mempercayainya.
Pada umur 13 tahun setelah mengalami pelecehan, Oprah lari dari rumah. Ketika ia berusia 14 tahun, dia hamil anak pertanya yang akhirnya meninggal setelah lahir secara prematur. Oprah dikhianati oleh anggota keluarga yang menjual kisah tentang anaknya kepada National Enquirer pada tahun 1990. Dia kemudian bersekolah di Lincoln High School. Karena berprestasi, dia dipindahkan ke Nicolet High School, dimana kemiskinan terus menghantuinya terutama ketika ia naik bus ke sekolah dengan sesama Afrika-Amerika, yang beberapa di antaranya adalah pembantu keluarga teman-teman sekelasnya. Dia mulai mencuri uang dari ibunya untuk dihabiskan bersama teman-temannya, berbohong dan bertengkar dengan ibunya, dan untuk berkencan dengan laki-laki yang lebih tua.
Ibunya merasa sangat frustrasi dan kembali mengirimnya untuk tinggal bersama neneknya di Nashville. Vernon mendidiknya dengan sangat keras dan selalu memproritaskan pendidikannya. Oprah menjadi mahasiswa dengan honor, dia juga terpilih sebagai gadis terpopuler, dan bergabung dengan tim pidato SMA-nya di East Nashville High School. Dia memenangkan kontes pidato, yang dijamin beasiswa penuh di Tennessee State University. Pekerjaan pertamanya sebagai seorang remaja adalah bekerja di toko bahan makanan lokal. Pada usia ke-17, Oprah memenangkan kontes Miss Black Tennessee. Dia juga menarik perhatian stasiun radio kulit hitam lokal, WVOL, yang mempekerjakan dia untuk melakukan berita part-time. Dia bekerja di sana pada tahun-tahun terakhirnya di SMA, sampai dua tahun kuliah pertamanya.
Kesuksesan karir Oprah di media tidak akan mengejutkan neneknya, yang pernah mengatakan bahwa sejak ia bisa bicara, dia sudah seperti berada di atas panggung. Pada masa kecilnya, ia memainkan permainan mewawancarai bonekanya dengan burung gagak di pagar rumah keluarganya. Oprah mengatakan bahwa neneknyalah yang telah mendorongnya untuk berbicara di depan umum dan "memberi saya rasa positif dari diri saya sendiri". Di media lokal, dia merupakan pembaca berita terbaik dan kulit hitam pertama di Nashville WLAC-TV. Dia kemudian pindah ke Baltimore WJZ-TV pada tahun 1976 untuk menjadi co-anchor “Six O’Clock News”. Dia kemudian direkrut untuk bergabung dengan Richard Sher sebagai co-host dari talkshow lokal WJZ, “People Are Talking”, yang tayang perdana pada 14 Agustus 1978. Dia juga menjadi host versi lokal acara  “Dialing for Dollars there”.
Semua penderitaan dan kesulitan hidup yang dialami Oprah membentuknya menjadi seseorang yang  pekerja keras dan peduli terhadap orang lain. Kemiskinan yang dialaminya dan didikan keras dari neneknya telah membentuk dirinya untuk bekerja keras dan mengasah bakat yang dimilikinya sehingga ia dapat keluar dari garis kemiskinan yang dideritanya sejak ia lahir. Dan segala pengalaman pahit dan mengerikan dalam hidupnya, pelecehan seksual, kehamilan di usia remaja, dan pekhianatan yang dilakukan anggota-anggota keluarganya membentuk dirinya menjadi seseorang yang peduli dengan orang lain, terutama orang-orang yang juga mengalami penderitaan seperti yang ia alami. Semua hal itu dibuktikan dengan segala prestasinya, kesuksesan yang ia raih dan tema-tema dalam setiap episode yang ada pada talkshownya. Ketika saya kecil, saya sudah sangat mengagumi sosok Oprah yang sangat inspiratif dan saya menonton talkshownya yang saya ingat dulu diputar di MetroTV. Acara TV selalu sukses membuat saya merasa terharu dan ketika saya besar saya mulai mengetahui pengalaman-pengalaman hidup yang telah dilaluinya, darisitulah saya bisa memilih untuk menceritakan kisah riawayat hidup Oprah untuk tugas Ilmu Budaya Dasar saya kali ini. Kisah hidup Oprah membuat saya semakin termotivasi untuk bekerja keras dalam kuliah saya sehingga suatu hari nanti saya akan bisa menjadi orang yang hebat dan membanggakan seperti Oprah.