Jumat, 25 Maret 2016

ILMU BUDAYA DASAR 2



ILMU BUDAYA DASAR
Cerita Pengalaman
Pancasila
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama sebagai tugas Ilmu Budaya Dasar. Kala itu, kelas saya bertugas sebagai petugas upcara dan saya dipilih untuk mengantarkan pancasila pada upacara bendera. Saat itu saya bertugas menggantikan teman sayadan hanya memperhatikan teman-teman saya latihan dan saya juga hanya berlatih gerak jalan. Pada pukul 06.30 pagi, dilaksanakanlah upacara itu. Setelah semua rangkaian kegiatan upacara dilakukan, sang pembawa upacara akhirnya mengatakan juga bahwa sudah giliran saya menjalankan tugas saya. Dengan gerakan jalan yang sudah saya latih dan saya buat sekaku mungkin, akhirnya sampailah saya di depan podium. Saya sudah berlatih dalam hati saya untuk membacakan teks pancasila sebaik mungkin, mulai dari intonasi hingga ekspresi sudah saya latih sedemikian rupa. Yang membuat saya bingung, Bu Dewi, guru komputer sekaligus wali kelas saya yang baru saja selesai menuturkan pembukaannya di atas podium berdiri menghadap saya, namun tak juga turun dari podium. Saya yang sangat kebingungan mengapa guru saya tidak juga turun mulai berpikir bahwa saya tidak mau merusak tugas saya di depan podium hanya karena guru saya tidak juga turun dari podium. Saya pun mempersilahkan diri saya sendiri untuk naik ke atas podium dan membuka map berisi teks pancasila tersebut. Guru saya merebut map itu dari saya dengan ekspresi menahan tawa dia berkata, “Nadia! Kamu ngapain?”. Semua peserta upacara dan para guru menertawai saya. Terjadilah perebutan map pancasila diatas podium antara saya dan Bu Dewi. Saya sangat kebingungan, sampai saat itu salah seorang guru saya datang dan berbisik pada saya bahwa seharusnya saya hanya memberikan teks itu pada guru saya saja, bukan membacakannya. Dengan perasaan bercampur malu dan terkejut saya turun dari podium dan kembali ke tempat saya berdiri tadi. Bu Dewi pun membacakan pancasila diatas podium sambil menahan tawa. Selesai upacara, saya dipanggil oleh Kepala Sekolah saya, Pak Yanto, “kamu ini bagaimana? memangnya selama ini kamu tidak pernah memperhatikan ketika orang sedang bertugas di depan?”. Saya hanya bisa diam saja ketika ditegur oleh Pak. Yanto, saya sangat malu dan merasa sangat bersalah. Jujur saja, saya selalu berusaha memperhatikan para pertugas upacara, tapi tidak bisa 100% fokus akan mereka. Saya adalah gadis tertinggi di angkatan saya dan selalu berbaris paling belakang dan saya juga memiliki rabun jauh yang membuat saya kesulitan memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi di depan saya karena tertutup oleh teman-teman saya. Ditambah, saya pasti menyempatkan waktu untuk mengobrol dengan teman-teman saya saat upacara karena saya baris paling belakang. Walaupun terus memperhatikan, tapi saya tidak benar-benar menyadari bahwa seharusnya saya hanya memberikan map itu, bukan membacakannya. Karena ketika duduk di Sekolah Dasar, saya memang pernah membacakan pancasila dan UDD ketika menjadi petugas upacara. Atas apa yang telah terjadi, Pak Yanto menyuruh kelas saya untuk menjadi petugas upacara lagi minggu depan dan saya melaksanakan tugas saya sebagai pengantar map pancasila dengan sangat mulus. Kejadian ini mengingatkan saya untuk selalu teliti dan memperhatikan dulu sebelum melakukan sesuatu. Tidak akan lagi saya mengobrol ketika upacara, saya sudah kapok!.

ILMU BUDAYA DASAR 1



ILMU BUDAYA DASAR
Manusia dan Cinta Kasih
Mengulik kisah Oshin dari Jepang

Untuk tugas Ilmu Budaya Dasar pertama saya ini, saya akan mengulas kisah nyata seorang wanita bernama Oshin. Kisah hidupnya sudah berkali-kali ditampilkan ke layar kaca, bahkan ke layar lebar. Kisah riwayat hidup Oshin sangatlah menginspirasi saya, setelah sekali membacanya, saya langsung memutuskan memakai kisahnya untuk saya uraikan dan sampaikan maknanya. Saya menulis kembali cerita yang sudah saya baca melalui wikipedia. Namun, saya tidak mengulas sampai habis kisah hidup Oshin disini. Saya tidak ingin ceritanya menjadi terlalu panjang, dan saya juga tidak mungkin mengulas kehidupan Oshin sejak dia kecil hingga ia tua.
Kisah Oshin diambil dari biografi seorang wanita Jepang, terinspirasi oleh sosok ibu dari Kazuo Wada, seorang pengusaha supermarket. Struktur cerita dikembangkan melalui koleksi surat-surat yang telah disusun sedemikian rupa. Cerita diawali pada tahun 1983, bukannya menghadiri pembukaan tokonya yang ke-17, Shin Tanokura(Oshin) malah memutuskan untuk melakukan perjalanan dengan kereta. Keluarganya yang sedang berada dalam keramaian, tidak tahu kemana dia menghilang. Cucu Oshin, Kei mengingat kisah boneka Kakeshi yang diceritakan neneknya itu. Sesuai dengan kisah itu, dia melakukan perjalan sendiri dan menemukan Oshin. Dari sanalah mereka memulai perjalanan kembali ke masa lalu.
Tahun 1907, Oshin yang kala itu berumur 7 tahun dikirim oleh ayahnya menjadi pengasuh bayi untuk membantu ekonomi keluarga. Walaupun mendapat penyiksaan secara fisik dan mental dari kepala pelayan di rumah majikannya, Oshin tetap memaksakan untuk bertahan demi keluarganya. Oshin juga sempat belajar menulis dan membaca di Sekolah Dasar sembari membawa bayi yang diasuhnya. Tapi dia berhenti setelah menerima perlakuan tidak senonoh dari teman-teman sekelasnya yang ia takuti akan menyakiti si bayi. Tak lama, ia dituduh oleh keluarga majikannya sebagai pencuri uang, Oshin merasa sakit hati dan kabur kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki selama berhari-hari ketika badai salju terjadi. Alih-alih sampai di rumahnya dengan selamat, dia malah hampir mati kedinginan.
Oshin diselamatkan oleh seorang pria bernama Shunsaku, seorang tentara kekaisaran Jepang yang sedang membelot. Oshin tinggal bersamanya sampai musim dingin berakhir. Dia juga melanjutkan belajar menulis dan membacanya dengan Shunsaku. Ketika badai salju reda, mereka ditemukan oleh rombongan tentara dan Shunsaku ditembak mati. Oshin kemudian diiringi oleh para tentara itu dan diinterogasi mengenai Shunsaku. Kepala tentara kemudian datang dan memberitahunya bahwa dia akan diantarkan pulang. Tapi Oshin malah menolaknya dan memutuskan untuk pulang berjalan kaki sendiri.
Sekembalinya di rumah, Oshin kembali dikirim untuk bekerja sebagai pengasuh, kali ini untuk keluarga Kagaya di Sakata. Semuanya tidak berjalan mulus karena keterlibatan Oshin dengan Shunsaku. Dia juga tidak akur dengan Kayo, putri tertua dan juga pewaris keluarga Kagaya yang seumuran dengannya. Tapi pimpinan keluarga Kagaya, Nyonya. Yashiro, memandang Oshin sebagai panutan untuk Kayo agar menjadi lebih bertanggung jawab dan dewasa. Kayo awalnya tidak menyukainya, tapi lama-kelamaan mereka malah bereteman baik. Nyonya. Yashiro melihat potensi dalam diri Oshin dan mengajari sendiri Oshin membaca, menulis, dan juga mengajarinya aritmetika. Ibu Kayo tidak menyukai akan perhatian yang didapatkan Oshin, dia menganggap bahwa Oshin dilakukan terlalu spesial sebagai seorang pelayan. Namun akhirnya dia menerima Oshin setelah Oshin menyelamatkan Kayo ketika dirinya jatuh dari tiang listrik.
Oshin tinggal di Kagaya selama 8 tahun sampai umurnya 16 tahun. Pada waktu itu dia dicintai semua orang, termasuk rekan kerjanya. Ketika Oshin kembali ke rumah untuk sementara waktu karena neneknya sekarat, Oshin menyadari bahwa ia harus keluar dari kemiskinan dan mulai bekerja keras.
Suatu hari, seorang laki-laki misterius bernama Kota mengunjungi Sakata. Saat Oshin mencari Kayo di pantai, Kota memanfaatkan Oshin sebagai pacarnya untuk menghindari polisi. Oshin dan Kayo sama-sama jatuh cinta pada Kota yang merupakan putra dari seorang tuan tanah kaya raya dan memiliki tujuan untuk memperbaiki hidup para petani. Kota tidak memiliki perasaan untuk Kayo, dia malah mencintai Oshin.
Sementara itu, Nyonya. Yashori mengajari Oshin teknik pada upacara minum teh dan berbagai teknik-teknik untuk meningkatkan kesempatan Oshin untuk menikah. Nyonya. Yashori berencana untuk menjodohkan Oshin dengan seorang pewaris kaya, namun gagal karena Oshin memendam perasaan untuk Kota. Kayo yang menyukai lukisan dan sastra sudah tidak tertarik dengan harta warisan keluarganya, dan ketika sudah waktunya ia dipertemukan oleh calon suaminya, dia malah kabur ke Tokyo bersama Kota. Merasa terkejut dan patah hati atas kejadian tersebut, Oshin memutuskan untuk berhenti bekerja di Sakata dan kembali ke rumahnya di Yamagata.
Sekembalinya Oshin, dia bertemu dengan Haru, kakak perempuannya yang keluar dari pekerjaannya di pabrik tekstil karena penyakit tuberculosis. Keinginan terakhir Haru adalah untuk bertemu dengan orang yang dicintainya, Hirano, mantan supervisornya. Saat Oshin mengunjungi tempat kerja adiknya, ternyata Hirano tidak berhasil untuk memperbaiki kondisi para pekerja di pabrik tekstil itu. Kala itu, ayah Oshin ingin mengirim Oshin untuk menjadi pelayan Bar. Namun Oshin menolak dengan keras, dia diberitahu oleh Haru bahwa itu merupakan agen prostitusi seperti yang dialami teman sepekerja Haru. Haru memberikan nama, alamat, dan sejumlah uang pada Oshin dan menyuruhnya pergi ke Tokyo. Ibu mereka pulang ke rumah untuk merawat Haru, disaat itulah Oshin pergi ke Tokyo untuk mengejar mimpi Haru menjadi penata rambut. Haru meninggal pada umur 19 tahun.
Oshin berada dibawah ajaran Isho di Tata Kecantikan Rambut Tradisional Jepang. Dua tahun dalam pelatihan, Oshin menerima kabar dari ibunya bahwa adiknya Kayo yang bernama Sayo meninggal akibat Pneumonia. Oshin yang sempat mengasuh Sayo mengunjungi keluarga Kagaya yang sedang berduka. Ternyata Kayo tidak juga kembali pulang dan masih berada di suatu tempat di Tokyo setelah pelariannya dengan Kota dua tahun yang lalu.
Satu tahun kemudian, Oshin bertemu dengan Kayo di sebuah kedai kopi di Ginza ketika ia bertemu dengan kliennya. Kayo bekerja sebagai pelayan disana. Karena tuntutan pekerjaan, Kota tidak ada bersamanya. Setelah mengetahui tentang kematian adiknya, Kayo kembali ke Sakata dan tinggal disana selama sebulan. Ketika itu, Nyonya. Yashiro menyiapkan pernikahan Kayo dengan putra ketiga pedangang beras Osaka, Masao, demi kepentingan bisnis keluarga. Kayo yang tadinya menolak karena cintanya akan Kota, akhirnya bersedia menikah karena serangan jantung yang dialami Nyonya. Yashiro. Sebelum kembali ke Tokyo, Kayo berpesan pada Oshin untuk menghubunginya ketika Kota sudah kembali ke Tokyo. Oshin bertemu Kota di rumah sewaan Kayo ketika dia sedang membersihkannya. Kota mengatakan bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Oshin, Kayo merupakan pelampiasan cintanya karena tidak berhasil mendapatkan Oshin.
Oshin kembali ke Sakata untuk menghadiri pernikahan Kayo, namun ia tidak memberitahukan Kayo tentang kembalinya Kota demi masa depan keluarga Kagaya. Melalui Kayo, Oshin bertemu dengan Ryuzo Tanokura, pedagang tekstil kaya yang merupakan langganan Kedai Kopi Ginza. Ryuzo merupakan putra ketiga keluarga terhormat Saga. Ryuzo dan Oshin saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah, walaupun kedua keluarga mereka menentangnya.
Bisnis Ryuzo mengalami kebangkrutan pasca perang, Oshin bersedia untuk memperbaiki bisnisnya, namun Ryuzo menolak karena merasa itu adalah tugas laki-laki. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Oshin memutuskan untuk kembali bekerja untuk Isho yang terpaksa disetujui oleh Ryuzo. Merasa harga dirinya terinjak karena tugasnya sebagai tulang punggung digantikan oleh istrinya, Ryuzo melampiaskannya dengan minum-minum dan bermain wanita. Oshin mencoba menutup matanya karena cintanya pada Ryuzo.
Setelah pertengkaran hebatnya dengan Ryuzo, Oshin menyadari bahwa yang Ryuzo lakukan selama ini karena ia merasa harga dirinya hancur. Oshin yang tadinya memutuskan untuk meninggalkan Ryuzo demi kebaikan Ryuzo sendiri, mengurungkan niatnya setelah tahu bahwa ia sedang mengandung. Oshin berhenti dari pekerjaannya, dan keluarga mereka berada dalam kelaparan. Ryuzo akhirnya sadar bahwa ia tidak seharusnya mementingkan harga dirinya dan meminjam uang untuk membangun bisnis baru.
Sadar mereka membutuhkan modal untuk membuka bisnis baru. Oshin menjual pakaian-pakaian anak di pasar malam. Setelah mengalami bisnis yang tidak mulus, Ryuzo menjual pakaian anak-anak rancangan Oshin di sebuah pasar lokal besar, Onoya. Pada hari pertama terjual habis. Ryuzo memutuskan untuk memperluas bisnis mereka dengan membangun sebuah pabrik besar, untuk membuktikan keberhasilannya sebagai anak dan agar hubungan mereka direstui ibunya.
Dengan bayi Oshin yang sebentar lagi akan lahir, Ryuzo mengatur kedatangan ibu Oshin yang membantu kelahiran bayi mereka. Oshin melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat bernama Yu. Setelah ibu Oshin kembali ke rumahnya, giliran ayah Ryuzo yang datang mengunjungi mereka. Dan nyatanya ibu dari Ryuzo masih tidak juga merestui pernikahan Oshin dan Ryuzo.
Suatu hari, mereka menerima kedatangan Kayo, yang bercerita bahwa kehidupan pernikahannya sama sekali tidak bahagia, dia memutuskan untuk mencari Kota yang ia tahu tinggal di rumah orang tuanya. Kota akhirnya bersedia menemui Kayo, di pertemuan mereka Kota mengakui tentang apa yang ia lakukan selama ini bahwa ia telah meninggalkan Kayo dan dengan pekerjaannya saat ini dia tidak bisa berhubungan dengan siapapun. Kayo pun sadar bahwa yang dicintai Kota selama ini adalah Oshin, dan ia kembali ke kehidupannya di Sakata.
Setelah melewati persiapan yang panjang, akhirnya tibalah pembukaan pabrik baru itu. Tapi, dengan adanya gempa bumi kanto semuanya gagal. Tapi Yu berhasil diselamatkan oleh Genji, pegikut setia Ryuzo. Setelah terus mengalami kegagalan bisnis, Ryuzo memutuskan untuk kembali ke Saga bersama keluarganya. Oshin yang menolak untuk ikut dan ingin tetap di Tokyo dengan Yu akhirnya luluh juga atas ajakan ibunya demi kebaikan Yu.
Setelah kedatangan mereka di Saga, mereka disambut hangat oleh ayah Ryuzo, namun tidak dari ibu Ryuzo, Kiyo, yang menyalahkan Oshin atas semua bencana yang menimpa Ryuzo, termasuk kematian Genji. Kakak tertua Ryuzo berkata bahwa Ryuzo tidak akan menerima sepeser pun dari keluarganya karena ia telah mengambil bagian warisannya ketika ia meninggalkan rumah. Kiyo memberitahu mereka bahwa mereka harus bekerja di ladang untuk menyambung hidup – kehidupan yang Oshin pikir telah ditinggalkannya setelah ia meninggalkan rumahnya dulu. Kiyo mengkritik Oshin di setiap kesempatan dan menegur Ryuzo bahwa dia tidak mengajari istrinya dengan benar. Ryuzo dan Oshin tidak punya uang, mereka bahkan tidak mampu untuk membeli barang-barang sederhana seperti sabun dan makanan. Oshin tertarik untuk menawarkan jasanya sebagai penata rambut para penduduk desa, namun Ryuzo dan Kiyo tidak mengizinkannya karena akan mempermalukan nama keluarga. Ryuzo meminta uang pada Kiyo, dan dia menyalahkan Oshin yang katanya telah mengeluh pada Ryuzo, hal ini menyebabkan perselisihan antaranya dan Ryuzo.
Oshin ingin meninggalkan Saga dan pergi ke kota terdekat atau kembali ke Tokyo, tapi Ryuzo tidak mengizinkannya karena ia khawatir bagaimana mereka akan menghidupi diri mereka sendiri tanpa uang. Ia memutuskan untuk merebut kembali tanah yang akan ia memiliki setelah 10 tahun. Oshin prihatin usaha ini berisiko tinggi, tapi Ryuzo tetap melakukannya. Sementara Oshin terus di perlakukan tidak baik oleh seisi rumah, Ryuzo menjadi muak dengan Oshin yang terus mengeluh dan mulai memihak ibunya. Dia bahkan pindah ke ruangan berbeda, Kiyo terus menenangkannya dan menyarankannya untuk menceraikan Oshin.
Suatu hari Oshin menerima surat dari Isho yang telah kembali ke Tokyo setelah gempa dan akan membuka salon dalam beberapa bulan. Oshin memutuskan untuk bergabung dengannya di Tokyo ketika saatnya tiba. Saat ia berencana melarikan diri, Oshin mengetahui bahwa dirinya mengandung anak kedua. Pada hari itu dia memasan kereta ke Tokyo, Ryuzo tahu dan menghentikannya. Ketika Ryuzo tidak mampu membujuk Oshin untuk tinggal, Ryuzo memaksa untuk mengambil anaknya. Oshin terjatuh dan kepalanya terbentur yang menyebabkannya mengalami kelumpunan di bagian kanan tubuhnya, terpaksalah ia untuk kembali ke rumah keluarga Saga. Kelumpuhan parsial di tangan Oshin menjadikannya tidak mampu melakukan pekerjaan rumah maupun merawat Yu, yang akhirnya dirawat oleh Kiyo. Karena ia cedera di kepalanya, bukan tangannya, keluarga Saga termasuk Ryuzo mulai berpikir bahwa Oshin hanya bersandiwara. Menyadari bahwa dia menjadi beban bagi keluarga, Oshin tidak bisa memberitahu siapa pun bahwa dia hamil. Namun Ryuzo mencaritahu sendiri bahwa dia hamil, yang membuat mereka kembali dekat. Sayangnya, Kiyo telah mengetahui bahwa Oshin berencana untuk melarikan diri dan ingin mengusirnya dari rumah. Ryuzo mengungkapkan bahwa Oshin hamil dan karena itu ia harus tinggal dengan mereka. Kiyo percaya  bahwa jika dua wanita melahirkan dalam satu rumah, salah satu yang lahir akan mengalami kesialan. Oshin setuju untuk pindah ke gudang.
Setelah persalinan yang sulit, Atsuko melahirkan bayi yang sehat. Oshin melahirkan bayinya pada saat yang sama, namun bayinya kekurangan gizi dan terlalu lemah untuk bertahan hidup. Atas kejadian ini, pikiran Oshin menjadi terganggu. Karena Atsuko tidak memiliki cukup asi untuk bayinya, Kiyo meminta Ryuzo untuk membujuk Oshin agar menyusui bayi Atsuko. Ia awalnya terkejut dengan gagasan itu, tapi akhirnya setuju dan berpikir bahwa mungkin itu dapat menghibur dan memulihkan pikiran Oshin. Oshin datang dan setuju untuk menyusui bayi Atsuko. Kiyo merasa sangat tersentuh dan berterima kasih, berjanji untuk memperlakukan Oshin lebih baik.
Setelah satu bulan, tanpa sepengetahuan keluarga Saga, Oshin memutuskan untuk meninggalkan rumah itu, ia menyadari bahwa ia harus bekerja di ladang untuk sisa hidupnya. Sekarang tugasnya selesai, ia memberitahu keluarga Saga bahwa dia akan berangkat ke Tokyo. Ryuzo menyetujuinya sebagai tanda cintanya pada Oshin dan mereka berpisah, mereka percaya bahwa mereka akan dipertemukan lagi suatu hari nanti. Ayah Ryuzo dan kakak tertuanya memberinya sejumlah uang untuknya di Tokyo. Namun Kiyo sangat marah dan tidak membiarkan dia pergi bersama Yu. Sementara bersiap-siap meninggalkan Saga keesokan harinya, kakak ipar Oshin mengatakan bahwa ia akan membawakan Yu ke Oshin. Karena Kiyo menolak untuk menyerahkan Yu, Oshin tidak punya pilihan selain mempercayai kakaknya iparnya. Dia ternyata jujur, Oshin pun pergi ke Tokyo dengan Yu.
Oshin disambut hangat oleh Isho di Tokyo. Tangan Oshin masih belum cukup pulih untuk melanjutkan tata rambut. Ken membantu dia mendirikan sebuah kios makanan di pasar malam dan menyewa rumah sendiri. Semua tampak baik, sampai suatu hari seorang wanita menerobos ke rumah Oshin ketika Ken ada di sana. Dia ternyata pacar Ken lalu menuduh Ken berselingkuh dengan Oshin dan menghabiskan semua uangnya untuk Oshin. Ken mengakui bahwa ia jatuh cinta dengan Oshin, tapi tidak melakukan apa pun. Oshin terkejut dan sedih mengetahui bahwa dia telah menjadi penyebab kerusakan hubungan orang, dan merasa tidak nyaman akan perasaan Ken untuknya. Dia khawatir bahwa rumor ini akan sampai ke Ryuzo. Meskipun Isho memohon pada Oshin untuk tinggal bersamanya, Oshin tidak mau dirinya menjadi beban bagi Isho, dan memutuskan untuk menbubarkan kiosnya lalu kembali ke rumah keluarganya di Yamagata.
Ibu Oshin gembira melihat Oshin setelah 4 tahun, tapi kakaknya bersikap dingin ketika menyadari Oshin bermaksud untuk tinggal. Mereka tidak memiliki cukup makanan untuk dia dan Yu. Upaya ibu Oshin untuk melindungi Oshin memperbesar kerenggangan hubungannya dengan kakaknya dan istrinya. Namun Oshin berhasil menemukan pekerjaan, yaitu dengan menjadi pembantu petani.
Suatu hari, Oshin diinformasikan bahwa Madam Kagaya sakit parah dan tidak akan sembuh.Oshin mengunjungi Kagaya kali ini untuk menghabiskan waktu terakhir bersama Madam Kagaya. Suami Kayo datang untuk menawarkan dupa, tapi Kayo mengusirnya karena memiliki anak dengan wanita lain. Oshin meyakinkan Kayo untuk memberikan Masao satu kesempatan lagi karena Kagaya membutuhkan ahli waris. Masao pun kembali ke keluarga Kagaya.
Ketika Kayo melihat situasi Oshin, ia membujuk Oshin untuk tinggal di Sakata dan membuka toko. Oshin memutuskan untuk membuka restoran sederhana, dengan pinjaman dari Kagaya.
Restoran Oshin tidak memiliki pelanggan pada hari pertama. Setelah iklan selama 3 hari, kondisi restoran mulai membaik. Kayo memutuskan untuk membantu di warung Oshin,  Kayo terkejut dan tersentuh ketika Masao menyetujuinya.
Suatu malam seorang pelanggan mabuk datang ke restoran meminta minuman. Oshin memberitahunya bahwa dia tidak melayaninya dan meminta dia untuk meninggalkan restorannya. Pelanggannya semakin kesal, kemudian Kayo datang membawakan sake dan berkata pada Oshin bahwa ini akan memberikan keuntungan lebih dari restorannya. Oshin sebenarnya merasa enggan, karena dia tidak ingin restoran itu berubah menjadi  bar.
Yakuza mendatangi restoran Oshin karena harga minuman di restorannya yang terlalu murah sehingga merugikan toko lain. Ketika mereka mulai menghancurkan toko, Kayo ketakutan dan berkata akan mematuhi Yakuza, tapi Oshin benar-benar bersikeras bahwa dia tidak akan menyerah. Berkata bahwa mereka membawa masalah, yakuza terkejut ketika Oshin memberikan ucapan formal yakuza yang ia pelajari di rumah Ken di Tokyo. Segera, mereka semua menikmati sake hangat di warung Oshin, di mana yakuza mengungkapkan kekaguman mereka untuk Oshin, menelepon kakaknya dan menjanjikan perlindungan mereka. Oshin mengaku pada Kayo setelahnya bahwa sebenarnya dia bukan bagian dari rumah yakuza Ken, tapi telah belajar salam darinya.
Restoran Oshin sekarang cukup untuk menafkahi Ryuzo, Oshin dan Yu. Oshin telah menulis surat untuk Ryuzo secara rutin selama satu tahun, tetapi tidak pernah menerima balasan. Kiyo telah mencegat surat Oshin, jadi Ryuzo bahkan tidak tahu di mana Oshin hidup. Oshin memutuskan untuk menulis ke Ryuzo untuk terakhir kalinya. Jika Ryuzo tidak menjawabnya, dia akan berhenti.
Suatu malam, Kota datang ke restoran Oshin, tidak menyadari bahwa itu milik Oshin. Kayo, mengatakan pada Kota bahwa Oshin dan Yu telah ditinggalkan oleh Ryuzo. Kota mengatakan pada Oshin bahwa ia sekarang bebas dan ia tidak perlu lagi bersembunyi dari polisi. Dia menawarkan untuk menikahi Oshin.
Oshin mengatakan pada Kota bahwa cintanya pada Kota telah hilang bertahun-tahun lalu. Kota mengatakan pada Oshin meskipun mereka tidak menikah, dia akan selalu menjaga mereka. Kota mengatakan ia akan menulis surat ke Ryuzo untuk menyampaikan niatnya. Di Saga, dalam upaya membujuk Ryuzo untuk menceraikan Oshin dan menikah lagi, Kiyo menunjukkan surat Kota, di mana ia menyebutkan bahwa Oshin mengirim Ryuzo banyak surat tetapi tidak menerima balasannya. Kiyo mengatakan bahwa Oshin pasti berbohong kepada Kota untuk membuat dirinya terlihat baik. Tak tahan menyembunyikannya lebih lama lagi, adik ipar Ryuzo akhirnya menunjukkan Ryuzo setumpuk surat Oshin yang Kiyo cegat tapi ia selamatkan. Ryuzo memberitahu ibunya untuk menyerah pada gagasan pernikahan nya. Oshin adalah istrinya dan setelah ia mengambil kembali tanah, ia akan meminta Oshin untuk kembali. Lebih baik dia terus bekerja di Sakata daripada harus menderita di Saga. Jika mereka saling setia, mereka akan bersama-sama lagi suatu hari. Ryuzo menulis untuk Oshin dan mengirimkan sedikit uang.
Oshin gembira karena akhirnya menerima surat dari Ryuzo. Namun Kota heran kenapa Ryuzo tinggal di Saga bukannya dating ke Sakata. Tapi Oshin memahami bahwa Ryuzo ingin berhasil di reklamasi lahan. Juga, Oshin tahu bahwa Ryuzo tidak ingin menjalankan sebuah restoran.
Suatu malam, dua pelanggan mabuk masuk dan bertengkar dengan pisau di warung tersebut. Kota ingin campur tangan, tapi Oshin mengatakan dia akan menanganinya sendiri. Dia tidak hanya berhasil membujuk mereka untuk melakukan perlawanan di luar, dia bahkan membuat mereka membayar tagihan mereka. Menonton Oshin jatuh di lantai mengambil uang dan peralatannya, dan menangkis serangaan pelanggan mabuknya, Kota menjadi semakin khawatir. Jika Ryuzo tidak suka menjalankan restoran, hal bisa menjadi sulit jika ia datang ke Sakata. Kota menyarankan Oshin untuk mempertimbangkan bisnis yang berbeda.
Kota meminta Oshin untuk tinggal bersama bibinya di Ise dan menjual ikan sebagai gantinya. Oshin langsung memiliki banyak pelanggan dengan harga rendah dan strategi berdangangnya. Dia bermimpi bahwa suatu hari Ryuzo akan bergabung dengannya dan Yu di Ise.
Suatu malam, angin topan
melanda Jepang, membasuh tanah di Saga yang Ryuzo telah susah payah reklamasi selama 4 tahun terakhir. Dengan mimpinya hancur sekali lagi, Ryuzo meningggalkan Saga untuk menempa kehidupan baru.
Ketika Oshin menjual ikan suatu pagi, ia melihat sosok familiar dari kejauhan - itu adalah Ryuzo. Ketika ia menemuinya, ia mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan ke Manchuria, di mana ia memiliki teman, untuk memulai bisnis lagi. Dia telah merencanakan untuk datang ke Ise menceraikan Oshin tetapi ketika ia melihatnya dan Yu, ia tidak mampu melakukannya. Dia mengatakan padanya untuk menunggunya. Saat ia berbalik untuk pergi sekali lagi, ia melihat Yu dan mereka menangis. Pada pagi harinya, sebelum berangkat ke Manchuria, Ryuzo membantu Oshin mendorong gerobaknya ke kota dan Oshin mengucapkan selamat tinggal. Dikejutkan oleh beratnya keranjang yang diorong Oshin selama 7 mil sehari, Ryuzo memutuskan untuk mengikutinya, melihat bagaimana hidup menjual ikan. Ketika dia melihat seberapa keras Oshin harus bekerja, ia merasa tidak memiliki pilihan selain tinggal untuk membantu Oshin. Oshin gembira karena mereka bersama akan menjadi sebuah keluarga lagi. Dengan bantuan dari bos Oshin, pasangan ini mulai membuka toko ikan di kota. Ryuzo mulai belajar tentang ikan dan bagaimana mempersiapkan dan memasaknya.
Oshin menulis surat ke Saga untuk memberitahu orangtua Ryuzo akan keberadaannya. Kiyo sangat marah dan meminta suaminya untuk pergi ke Ise menjemput Ryuzo, tapi ia mengatakan pada Kiyo bahwa dia tidak boleh memisahkan mereka lagi. Kiyo akhirnya sadar bahwa cinta Ryuzo untuk istrinya lebih besar daripada cintanya kepada ibunya. Dia mengirimkan Ryuzo restunya bersama dengan surat dukungan akan kehidupan barunya di Ise dengan Oshin. Oshin sangat gembira Kiyo akhirnya merestuinya, dan bertekad untuk membuat toko sukses sehingga orang tua Ryuzo dapat mengunjunginya suatu hari nanti.
Kisah hidup dan perjuangan Oshin membuat saya melihat bahwa atas kemiskinan dan kesulitan yang dialaminya, membentuk Oshin menjadi orang yang tabah, tegar, pekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Kasih sayang yang diberikan oleh ibunya mengajarkannya untuk tabah dan juga berbuat baik pada orang lain dan perlakuan keras dari ayahnya membuatnya menjadi seseorang yang tabah dan kuat. Pengalaman-pengalaman hidup Oshin pun membuatnya mejadi orang yang semakin hebat dalam menghadapi kerasnya hidup. Dia telah mengalami manis pahitnya kehidupan, dan tidak pernah sama sekali menyerah pada kehidupan.
Saya sangat mengagumi tokoh Oshin ini karena sifatnya yang sangat pekerja keras dan menjunjung tinggi harga diri serta martabat keluarganya. Dia juga rela berkorban demi orang-orang yang disayanginya. Dari Oshin, saya belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, sabar dan tabah, juga bekerja keras dan tidak mudah menyerah demi menggapai masa depan saya sebagai seorang mahasiswa dan menjadi orang-orang terbaik demi kabanggaan orang tua, keluarga, serta orang-orang disekitar saya. Keteguhan hati, tanggung jawab, dan saya tekankan lagi, kerja keras dan sifat pantang menyerah Oshin akan selalu mengingatkan saya bahwa sekeras apapun hidup, kita harus menghadapinya dengan lapang dada dan tidak pernah menyerah akan apa yang kita cita-citakan.